Kamis, 23 Oktober 2008

Dinamika Berpikir Positif

”Optimisme adalah iman menuju ke arah keberhasilan”

Berpikir didefinisikan sebagai suatu tindakan pikiran manusia untuk mengeluarkan gagasan atau ide. Gagasan atau ide yang dilontarkan dapat berakibat positif ataupun negatif. Gagasan atau ide positif dapat memecahkan problem atau permasalahan yang dihadapi dengan kepala dingin. Sedangkan gagasan atau ide negatif akan berakibat fatal membuat suatu eksperesi negatif, masalah yang awalnya kecil dapat menjadi besar bahkan tak terpecahkan karena pandangan yang telah salah terhadap masalah yang tengah dihadapi.
Kata atau istilah yang familiar untuk pemikiran negatif adalah sikap pesimis. Pesimis di sini memiliki ciri-ciri mudah menyerah, tidak ada gairah hidup begitu diperhadapkan dengan masalah, dan cenderung menghindar dari permasalahan yang dihadapi. Sementara pemikiran positif dikenal dengan istilah sikap optimis. Optimis memiliki ciri-ciri positif yaitu pantang menyerah, memiliki gairah hidup yang tinggi, memiliki prinsip yang kuat / berpendirian, selalu mencoba ketika mengalami kegagalan.
Pemikiran berkisar antara dua situasi ekstrim- autistis dan realistis. Berpikir autistis dipengaruhi oleh kebutuhan, keinginan, perasaan sendiri, dan keegoisan yang tinggi, sedangkan berpikir realistis, mereka memandang hidup atau permasalah dengan pandangan yang objektif. Cara berpikir ini adalah cara berpikir primitif, yang merupakan karakteristik di bawah sadar. Manifestasi yang paling jelas adalah lewat mimpi. Pemikiran ruwet dari orang normal dan orang yang mentalnya bermasalah, melukiskan aktivitasnya yang antara lain adalah pemenuhan keinginan selalu mendesak, tertekan, tanpa peduli pada logika, tidak dapat berpikir dengan akal sehat manusia, membuang-buang waktu, dan jauh dari realitas. Prinsip dalam hidup adalah having fun, mencari kesenangan tanpa mau mendapatkan resiko, atau masalah.
Sebaliknya pemikiran realistis mecoba mengendurkan ego dalam diri, berpandangan obyektif, sesuai dengan kenyataan yang ada, mereka cenderung dapat produktif dalam bekerja, penuh dengan perencanaan matang. Dapat mengantisipasi terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam lingkungan. Berani menerima konsekuensi atas apa yang telah dilakukan, tidak menyukai dengan segala sesuatu yang menunda-nunda waktu, bekerja dengan cepat dan tepat sasaran. Memiliki pendangan dan perencanaan yang mata dalam jangka waktu, dan mampu beradaptasi dengan cepat.
Untuk mengetahui landasan berpikir, penting untuk mengetahui dinamika perilaku. Perilaku mengacu pada reaksi-reaksi yang terarah pada tujuan yang dapat diamati secara obyektif. Perilaku juga mengacu pada proses internal seperti pengendalian diri dan emosi, yang teramati akibat rangsangan dari perilaku eksternal.
Pola reaksi yang terarah pada tujuan atau perilaku eksternal adalah hasil dari stimulasi.
Stimulasi ini berasal dari sumber eksternal ataupun internal. Manusia menerima stimulasi dan mengeluarkan respon. Respon di sinilah yang menjadi gambaran perilaku. Banyak proses terlibat dalam seluruh mekanisme ini.
Mekanisme dari stimulus dapat digambarkan sebagai berikut :

Perkenalan
Persepsi
Empati
Motivasi
Intelijensi
Tindakan sesuai tujuan
Berpikir dengan Rasional
Menangani Lingkungan dengan Efektif
Kreatif











Gambar : Bagan Dinamika Berpikir Positif


Penjelasan Gambar
Hal yang utama yang harus adalah perlunya menghadirkan dan mengenal stimulus, pada tahap ini terjadilah proses perkenalan satu sama lain, kemudian setelah itu terjadilah persepsi. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi sendiri. Faktor utama adalah pengalaman masa lalu, yang mencakup di dalamnya adalah sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang kita anut. Secara bersama-sama pada proses ini terjadi pula dengan apa yang dikatakan apersepsi. Apersepsi adalah pengalaman masa lalu ditambah dengan pengalaman saat ini. Dengan demikian, masa lalu dan masa sekarang sangat menentukan persepsi dan perilaku kita terhadap orang lain.
Pemikiran kita tentang orang lain dipengaruhi oleh empati. Empati berarti memehami dan ikut merasakan pengalaman emosional seseorang dalam situasio tertentu. Sebagai contoh : Sahabat dekat kita baru saja ditinggal meninggal orang tua kesayangannya, dia merasa sedih dan kesepian. Kita sebagai sahabat terdekatnya dapat ikut merasakan apa yang sedang ia alami.
Dengan kata lain, empati didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami pandangan, perasaan, dan pemikiran orang lain. Jika tidak ada empati maka tidak ada pemikiran positif terhadap orang lain.
Poin berikutnya yang membentuk perilaku adalah motivasi. Motivasi di sini dianggap sebagai suatu dorongan, berfungsi untuk mengarahkan kepada tujuan tertentu.
Dari contoh di atas : Setelah kita dapat berempati terhadap sahabat kita, maka pada tahap ini dibutuhkan usaha kita untuk memberikan semangat atau support. Di sini dibutuhkan pemikiran yang lebih tepat karena langsung akan mempengaruhi perilaku kita.
Perilaku pada akhirnya merupakan hasil dari intelijensi seseorang. Intelijensi dapat didefinisikan sebagai gabungan kemampuan global seseorang untuk bertindak sesuai dengan tujuan, untuk dapat berpikir dengan rasional, dan akhirnya mampu menghadapi lingkungan dengan efektif. Definisi di atas, akan kita uraikan dalam tiga komponen utama.
Komponen pertama yang kita akan uraikan adalah bertindak sesuai dengan tujuan. Hal ini berarti perilaku kita harus punya tujuan atau sasaran dan arah tertentu, yakni ia harus punya motif. Sebagian dari kita dalam menjalani hidup tidak dapat menetapkan tujuan dengan jelas, kita selalu menggampangkan kondisi, kita terlalu terlena dengan kondisi yang memang sudah dapat memenuhi segala kebutuhan. Atau sering juga kita mengikuti gerakan orang lain, mencontoh, karena sudah bukan rahasia, budaya kita adalah budaya plagiat. Sangat ironis terdengarnya. Upaya yang harus dilakukan adalah kita harus memiliki prinsip dan jangan selalu tergantung dengan orang lain. Kita harus memiliki suatu pendirian dan lepas dari belenggu. Berpikiran menjadi seorang pioneer bukan pengikut. Karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk dapat bebas menciptakan kreativitas sesuai dengan intelijensi, kapasitas, dan talenta masing-masing.
Berpikir dan bertindaklah dengan sikap positif terhadap kehidupan. Ini adalah langkah pertama menuju berpikir positif.
Komponen kedua yang akan dibahas adalah berpikir dengan rasional. Hal ini berarti membutuhkan rasio dan pemahaman. Rasio dan pemahaman sangat penting bagi pemikiran yang positif. Sebagian besar dari kita tidak berpikir dengan rasional. Pemikiran dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan orang lain tentang kita. Kita hidup, berpikir, dan bertindak untuk orang lain. Ada kata bijak mengatakan bahwa kita memandang dunia melalui kaca mata persepsi kita, maksudnya adalah kita memandang orang lain dan mengevaluasi mereka dengan titik acuan diri kita sendiri. Dengan demikian, kita menilai orang lain sesuai dengan apa yang kita pikirkan tentang diri kita. Sekarang jika kita memiliki pemikiran positif tentang diri kita sendiri hal itu akan membantu kita untuk berpikir lebih rasional. Hal itu juga akan membantu mengembangkan penalaran dan pemahaman orang.
Komponen ketiga adalah menangani lingkungan yang efektif. Penanganan efektif berarti manipulasi efisien atas lingkungan untuk kesejahteraaan ekonomi, sosial, psikologi. Namun ini hanya dimungkinkan ketika orang percaya pada kemampuan dan potensinya. Ini lahir dari persepsi diri. Penting bagi kita untuk tidak merendahkan kemampuan dan potensi kita dan juga orang lain. Kita semua punya kelebihan dan kekurangan. Yang perlu kita lakukan adalah berpikir positif mengenai diri kita sendiri, kemampuan dan potensi kita, serta menerima kelemahan kita dan berusaha mengatasinya.
Agar dinamika berpikir positif Anda semakin matang maka yang perlukan adalah kreatif. Jika Anda kreatif maka ide akan selalu baru dan bertambah banyak.Di dalam berpikir kreaktif ada proses yang harus dijalani sebagai berikut :

Motivasi
Persiapan
Manipulasi
Inkubasi
Isyarat
Pembuktian
Pencerahan








v Motivasi : Keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru adalah mutlak. Alasan dari keinginan ini tidak penting. Yang penting adalah intensitas keinginan.
v Persiapan : Tahap di mana akan memperoleh banyak informasi melalui penelitian, pengamatan, atau percobaan
v Manipulasi : Metode trial and error menggunakan data, dikumpulkan dan digabungkan semua unsur yang ada menjadi suatu paradigma baru
v Inkubasi : Semua ide memerlukan waktu untuk matang di dalam pikiran bawah sadar. Ketika pikiran sadar sedang melakukan aktivitas lain, pikiran bawah sadar sibuk memikirkan solusi
v Isyarat : Perasaan yang mengatakan bahwa solusi akan datang
v Pencerahan : Jawaban yang dipahami secara tiba-tiba. Ekspresi seperti “Aha”, “Yes, bisa.” biasa dilontarkan.
v Pembuktian : Solusi yang mucul diuji, dipelajari, dan disempurnakan

Kreativitas yang Anda miliki adalah baru sebagian kecil saja, Anda harus kuatkan dengan mimpi-mimpi yang realistis sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Namun jangan sampai mimpi-mimpi yang Anda buat menyulitkan Anda bergerak untuk kreatif.
Berikut ini ada beberapa saran yang dapat membantu Anda menggunakan mimpi-mimpi untuk meningkatkan kreativitas :
1. Buatlah gambaran-gambaran mimpi yang positif. Ini akan menghilangkan energi negatif yang melekat pada pikiran Anda.

2. Bukalah pikiran sadar Anda terhadap semua jenis musik, literature, dan data dari berbagai sumber. Menonton film, menghadiri kuliah / seminar, rekreasi, dan melibatkan diri dalam berbagai diskusi yang merangsang pemikiran, perasaan, dan jiwa Anda.

3. Tingkatkan minat Anda pada hal-hal yang disukai. Bacalah segala sumber apapun yang positif dalam bidang yang Anda geluti. Perhatikan segala sesuatu yang dikerjakan dan dibicarakan orang lain tentang bidang tersebut. Kembangkan dorongan emosional untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan acuan informasi-informasi tersebut.
Sebagai contoh : Jika Anda suka menulis, kejar informasi up-to-date mengenai berita yang sedang ramai sekarang, contoh peristiwa yang belakangan bulan kemarin marak mengenai kasus Sang Penjagal (membunuh puluhan orang dan sebagian dimutilasi) mengidentifikasi bahwa orang tersebut mengalami krisis dengan lingkungan atau dikenal secara psikologi dengan istilah psikopat. Anda dapat membuat suatu literature tentang Fenomena Psikopat berdasar kejadian nyata.

4. Siapkan diri Anda untuk upaya ini dengan membangun kemampuan pikir sadar Anda di bidang ini. Ikuti kursus, belajar dari para ahli, dan gunakan observasi langsung dan trial and error agar benar-benar familiar dengan dasar itu.

5. Luangkan waktu minimal dua hari untuk focus pada bidang yang diamati. Kosentrasikan perhatian Anda pada bidang ini dan pertahankan kesiapan ini sampai Anda tertidur.

6. Perintahkan pikiran bahwa sadar Anda agar menggunakan keadaan mimpi untuk menciptakan atau menemukan solusi cemerlang bagi masalah Anda.

7. Cari solusi dari gudang ingatan pikiran bawah sadar yang tidak terbatas

8. Saring jawaban-jawaban dan susunlah menjadi bentuk yang baru

9. Hadirkan solusi ke dalam mimpi yang mudah dimengerti

10. Gambarkan dan catatlah semua detail mimpi kreatif Anda. Catat mimpi-mimpi tersebut dalam jurnal secara konkret dan spesifik.

11. Berikan perhatikan khusus pada mimpi-mimpi yang berulang, juga pada mimpi-mimpi yang berusaha menyempurnakan atau mengoreksi pemahaman maupun tindakan Anda berdasar isi mimpi sebelumnya.

Selamat Mencoba. Semoga Anda semakin dewasa dalam berpikiran positif.

Tidak ada komentar: